Sabtu, 07 Juni 2008
DIARY MONA
Jumat, 06 Juni 2008
Nining si gadis tionhoa
“Nining…..”.
Aku tersentak dari tidurku. Keningku basah oleh keringat yang terus mengalir. Detak jantungku masih dag-dig-dug seperti gempa tsunami yang pernah menimpa Aceh. Rupanya saya mimpi buruk lagi. Aku tak tahu. Apa makna mimpiku barusan. Saya yakin zodiak, kartu tarot dan penerawangan mama lorenz tak bisa mengartikan mimpiku itu. Dalam mimpi itu saya kembali melihat gadis tionhoa. Dan anehnya dia selalu datang dalam mimpiku. Berulang-ulang dengan alur cerita yang bersambung. Mirip banget dengan sinetron berseri.
Kunyalakan kipas yang ada didalam kamar berharap rasa gerahku bisa berkurang. Sebagai teman duduk, kuseduh secangkir kopi susu hangat. Ah,……..pikiranku belum bisa lepas dari bayang-bayang mimpi itu. Siapa Nining? Dalam kehidupan nyata saya ngak pernah bertemu dengan sosok itu. Anehnya, dalam mimpi itu kami begitu dekat. Seperti sepasang perangko dan amplopnya gitu. Lengket banget.
“Kring…..kring…….”
suara hape membuyarkan lamunanku. Kulirik layer hape ternyata adan nama Cimot disana lagi memanggil. “ ada apa pula dengan preman kacangan itu nelpon gue malam-malam?” gumanku kesal. Sobatku yang satu ini memang tahunya hanya bikin pusing tujuh keliling saja. Tak kenal waktu, tak kenal sikon kalau penyakitnya kumat pasti nelpon keaku.
“Halo…….”
“Halo, Justine. Tumben loh belum tidur?” jawab suara diseberang sana. Suara musik rock yang teramat keras makin membuktikan siapa dia. Manusia erro masa kini!!
“Gimana gue bisa tidur. Dering hapeku seperti suara pesawat adam air yang lagi jatuh. Ada apa loh nelpon gue malam-malam gini? Menganggu tahu!!” jawabku gusar dengan espresi maksimal. Seakan-akan memarahi cimot yang ada didepanku.
“Iseng aja,Bro. Ngak bisa tidur nih”
“Salah kamu sendiri. Btw, gue pengen cerita nih. Mimpi tu datang lagi”
“soal Nining lagi?” volume suara Cimot terdengar menciut dikupingku. Rupanya cerita soal mimpi bersambungku membuatnya sangat penasaran.
“ya iyyalah. Masa ya iyya dong!!. Tapi cerita lengkapnya besok saja lah. Ngantuk nih!” buru-buru kumatikan hapeku. Entah jam berapa baru mataku bisa kembali terpejam rapat. Akankah nining kembali datang dama mimpiku?…….
****
Mata kami berdua terpaku menatap rumah megah yang ada didepan mata. Besar, luas dengan gaya masa kini. Suasana rumah tampak sepi. Hanya ada mobil mewah yang lagi tidur digarasi. Rumah ini pas seperti alamat yang diberikan nining dalam mimpiku itu. Sedikit ragu juga sih. Apalagi kalau aku ingat itu Cuma dalam mimpi doing.
“Cari siapa yach?” tegur seorang ibu muda yang tiba-tiba ada didekat kami berdua. Dengan jantung yang masih gemetar kujawab pertanyaan itu” maaf, apa benar ini rumah keluarga nining?”
“Iya.benar. saya ibundanya nining. Yuk, ngobrolnya dilanjutin didalam aja. Ngak enak ngobrol di jalan” ibu muda yang rupanya mama nining itu mengajak kami masuk. Wah, ternyata interior di dalam lebih mewah lagi. Sayang, suasananya sepi banget. Ngak semeriah kamar kostku. Heheheh. Obrolan kami terus berlanjut. Tanya ini Tanya itu dan terlebih bagaimana kami bisa kenal dengan anaknya.nining. “kalau boleh tahu niningnya kemana tante? Kok sore gini dianya belum ada dirumah?” tanyaku kemudian. Kulihat perubahan mimic diwajah ibu nining. Disana menggelantung mendung kelabu. Duka!!
“ Hari ini 40 hari nining telah meninggalkan kami” jawabnya terdengar parau. Jawaban itu tentu saja membuat kami berdua terlonjak kaget. Ngak mungkin.pikirku sambil menatap heran pada cimot yang mulutnya lagi full kapasity.
“Tunggu dulu yach dik. Sesuai dengan pesan terakhir nining, amplop yang dia berikan boleh kami buka setelah 40 hari kepergiannya” mama nining bergegas masuk kedalam kamar. Tak lama ibu muda itu kembali duduk bersama kami dengan selembar amplop ditangannya. “coba kita buka bersama. Apa isinya” dengan seribu tanda Tanya amplot itu kami buka. Dan isi didalamnya membuat kami kembali terkaget-kaget. Terlebih aku. Di dalam amplot itu ada tiga lembar fotoku. Perasaan saya tak pernah memberikan foto pada siapapun. Terlebih nining si gadis mimpiku itu. Tapi kok????……..
“ itu foto yang aku save di frendster aku tante. Rupanya frends misterius yang pernah menyapaku di dunia maya itu adalah nining”
Sore itu, kami menyimak cerita mama nining. Rupanya nining sempat dirawat beberapa hari dirumah sakit sebelum kanker darah merenggut nyawanya. Nining si putri tunggal itu telah pergi. Pergi untuk selamanya. Ah,……. Entah mengapa aku merasa begitu dekat dengan ninig. Seakan-akan dia duduk bersama kami disini. Apakah nining cinta pertamaku???