Sabtu, 07 Juni 2008

DIARY MONA

1 april 2008 Hari itu kita bersama pulang sekolah. Ditengah terik matahari tiga gadis imut berjalan dengan riangnya. Kita berempat begitu kompak, begitu akrab dan sungguh suatu persahabatan yang indah n manyuss. Tak jarang kita bercanda dikit berlebih. Sampai-sampai daeng becakpun menjadi bahan gombalan kita. Hari itu, rasanya aku pengen terus rasakan sampai kapanpun juga. 7 april 2008 Kita ngumpul "dimarkas". Biasa diwarung gorengan daeng Caya. Kita mulai curhat-curhatan. Nindi dengan pacarnya, Mona dengan sikap mamanya yang super kolot, kamu dengan cita-citamu setelah lulus nanti dan aku……. Aku hanya diam. Jadi pendengar, jadi penggembira meski setumpuk masalah di dalam kepalaku. Bukan aku tak mau curhat ama kalian. Bukan aku tak percaya pada kalian. Tapi bagiku, cukup rahasia ini aku yang tahu dan waktu yang akan menceritakannya kelak. 25 april 2008 Hari itu kita pulang skull lebih awal. Mata pelajaran terakhir tidak masuk. Katanya sih ada rapat guru. Kebetulan kita berempat punya hobby yang sama. Chating dan browsing. Kita sepakat kesalah satu warnet di lampu merah Alauddin. Di flask disk kita kita masing-masing telah ada tulisan yang akan kita ikutkan dalam lomba bulis blog " untukmu guruku" yang diadain oleh Telkom. Kita berempat begitu semangat. Apalagi iming-iming hadiahnya sungguh menggiurkan kita. Kapan lagi kita bisa jalan-jalan ke jawa bareng guru yang kita ceritain kalau bukan sekarang. Itu kalau kita menang loh. Ada-ada aja. Saking semangatnya kita kadang lakuin hal-hal konyol. Ingat ngak ketika Mona dengan pedenya nyelonong masuk kemeja pojok. Heheh……. Ternyata disana ada Dede yang selama ini ngefans abis ama dia. Tahukan gimana sewotnya dia kala itu. 30 april 2008 Malam itu kita berempat nginap di rumahku. Biasalah. Gadis-gadis ABG kayak kita. Libur adalah moment yang paling ditunggu. Kita pesta gapurung sambil terus menghayal kira-kira tulisan siapa yang bakal menang. Kita saling memuji satu sama lain. Kritik, saran dan masukan layaknya kita ini salah seorang dari panitia itu. Lalu tiba-tiba hapeku berdering. Rupanya ada pesan masuk. Berempat, kita buka kotak pesan masuk. Disana, ada nama salah seorang panitia lomba blog. Penasaran kita buka, " selamat. Anda masuk 7 besar" demikian pesan yang tertulis. Aku senang banget. Ternyata diantara 400an peserta aku masuk 10 besar. Deg-degan kalianpun menunggu pemberitahuan yang sama. Detik berlalu. Menit kabur. Jampun lewat. Sampai tengah malam sms yang kalian tunggu ngak masuk-masuk juga. Ngak sabar akhirnya kalian sms panitia dan mempertayakan gimana kabar tulisan kalian. Heheh…… malam itu terpaksa kalian bobo sambil kecewa. Tulisan kalian ngak nongol masuk 10 besar sepertiku. 2 mei 2008 Jam 2 siang kita sama-sama ke PTC. Tempat dimana acara lomba nulis blog akan ditutup. Sampai disana ternyata telah ramai oleh guru-guru dan siswa yang jadi peserta seperti kita. Kita pilih duduk ditengah-tengah ruangan. Karena acara belum dimulai seperti biasa kalian bertiga kembali gentayangan. Nindi dengan gandengan barunya, Mona dengan seorang browies, dan kamu dengan seorang guru muda. Aku seperti biasa hanya sendiri lagi. Memang gue ngak seagresif kalian. Tapi rupanya dewa cupit nyasar juga sama gue. Disampingku duduk seorang cowok yang keren abis, body jadi, kulit bersih dan semua hal yang kita patok. Mulanya aku masih malu-malu kucing gitu. Lama-lama akhirnya kami berdua akrab. Aku tahu pandangan mata kalian mulai sirik melihat aku. Hehehe. Namanya Anugrah. Dia skull di SMK dikota makassar juga. Hari itu betul-betul berkesan abis. 6 mei 2008 Hari ini kupaksakan diriku menggores kata di buku diary ini. Sangat berat sahabatku. Tapi hasrat itu mendorongku lebih kuat untuk tetap menulis meski fisik ini makin payah. Hari ini aku ingin mengatakan sesuatu kepada kalian bertiga. Ingat ngak dengan seorang cowok yang ada diacara itu? Namanya Anugrah. Rupanya pertemuan singkat itu membuat kami jatuh cinta. Bahkan dia menyatakan cintanya padaku. Tapi aku ngak kasih jawaban yang pasti. Aku gantung dia. Aku punya alasan mengapa seperti itu. Umurku tak panjang lagi sobat. Tinggal hitungan hari tumor di otak ini akan mengantarku ke alam kekekalan. Sahabat…….selama ini rahasia ini aku rahasiakan dari kalian. Aku ingin biar diary ini yang bicara. Tolong sampaikan salamku pada anugrah. 7 mei 2008 /##@##$$@@ 10 mei 2008 #@!%$^^&$#

Jumat, 06 Juni 2008

Nining si gadis tionhoa

“Nining…..”.

Aku tersentak dari tidurku. Keningku basah oleh keringat yang terus mengalir. Detak jantungku masih dag-dig-dug seperti gempa tsunami yang pernah menimpa Aceh. Rupanya saya mimpi buruk lagi. Aku tak tahu. Apa makna mimpiku barusan. Saya yakin zodiak, kartu tarot dan penerawangan mama lorenz tak bisa mengartikan mimpiku itu. Dalam mimpi itu saya kembali melihat gadis tionhoa. Dan anehnya dia selalu datang dalam mimpiku. Berulang-ulang dengan alur cerita yang bersambung. Mirip banget dengan sinetron berseri.

Kunyalakan kipas yang ada didalam kamar berharap rasa gerahku bisa berkurang. Sebagai teman duduk, kuseduh secangkir kopi susu hangat. Ah,……..pikiranku belum bisa lepas dari bayang-bayang mimpi itu. Siapa Nining? Dalam kehidupan nyata saya ngak pernah bertemu dengan sosok itu. Anehnya, dalam mimpi itu kami begitu dekat. Seperti sepasang perangko dan amplopnya gitu. Lengket banget.

“Kring…..kring…….”

suara hape membuyarkan lamunanku. Kulirik layer hape ternyata adan nama Cimot disana lagi memanggil. “ ada apa pula dengan preman kacangan itu nelpon gue malam-malam?” gumanku kesal. Sobatku yang satu ini memang tahunya hanya bikin pusing tujuh keliling saja. Tak kenal waktu, tak kenal sikon kalau penyakitnya kumat pasti nelpon keaku.

“Halo…….”

“Halo, Justine. Tumben loh belum tidur?” jawab suara diseberang sana. Suara musik rock yang teramat keras makin membuktikan siapa dia. Manusia erro masa kini!!

“Gimana gue bisa tidur. Dering hapeku seperti suara pesawat adam air yang lagi jatuh. Ada apa loh nelpon gue malam-malam gini? Menganggu tahu!!” jawabku gusar dengan espresi maksimal. Seakan-akan memarahi cimot yang ada didepanku.

“Iseng aja,Bro. Ngak bisa tidur nih”

“Salah kamu sendiri. Btw, gue pengen cerita nih. Mimpi tu datang lagi”

“soal Nining lagi?” volume suara Cimot terdengar menciut dikupingku. Rupanya cerita soal mimpi bersambungku membuatnya sangat penasaran.

“ya iyyalah. Masa ya iyya dong!!. Tapi cerita lengkapnya besok saja lah. Ngantuk nih!” buru-buru kumatikan hapeku. Entah jam berapa baru mataku bisa kembali terpejam rapat. Akankah nining kembali datang dama mimpiku?…….

****

Mata kami berdua terpaku menatap rumah megah yang ada didepan mata. Besar, luas dengan gaya masa kini. Suasana rumah tampak sepi. Hanya ada mobil mewah yang lagi tidur digarasi. Rumah ini pas seperti alamat yang diberikan nining dalam mimpiku itu. Sedikit ragu juga sih. Apalagi kalau aku ingat itu Cuma dalam mimpi doing.

“Cari siapa yach?” tegur seorang ibu muda yang tiba-tiba ada didekat kami berdua. Dengan jantung yang masih gemetar kujawab pertanyaan itu” maaf, apa benar ini rumah keluarga nining?”

“Iya.benar. saya ibundanya nining. Yuk, ngobrolnya dilanjutin didalam aja. Ngak enak ngobrol di jalan” ibu muda yang rupanya mama nining itu mengajak kami masuk. Wah, ternyata interior di dalam lebih mewah lagi. Sayang, suasananya sepi banget. Ngak semeriah kamar kostku. Heheheh. Obrolan kami terus berlanjut. Tanya ini Tanya itu dan terlebih bagaimana kami bisa kenal dengan anaknya.nining. “kalau boleh tahu niningnya kemana tante? Kok sore gini dianya belum ada dirumah?” tanyaku kemudian. Kulihat perubahan mimic diwajah ibu nining. Disana menggelantung mendung kelabu. Duka!!

“ Hari ini 40 hari nining telah meninggalkan kami” jawabnya terdengar parau. Jawaban itu tentu saja membuat kami berdua terlonjak kaget. Ngak mungkin.pikirku sambil menatap heran pada cimot yang mulutnya lagi full kapasity.

“Tunggu dulu yach dik. Sesuai dengan pesan terakhir nining, amplop yang dia berikan boleh kami buka setelah 40 hari kepergiannya” mama nining bergegas masuk kedalam kamar. Tak lama ibu muda itu kembali duduk bersama kami dengan selembar amplop ditangannya. “coba kita buka bersama. Apa isinya” dengan seribu tanda Tanya amplot itu kami buka. Dan isi didalamnya membuat kami kembali terkaget-kaget. Terlebih aku. Di dalam amplot itu ada tiga lembar fotoku. Perasaan saya tak pernah memberikan foto pada siapapun. Terlebih nining si gadis mimpiku itu. Tapi kok????……..

“ itu foto yang aku save di frendster aku tante. Rupanya frends misterius yang pernah menyapaku di dunia maya itu adalah nining”

Sore itu, kami menyimak cerita mama nining. Rupanya nining sempat dirawat beberapa hari dirumah sakit sebelum kanker darah merenggut nyawanya. Nining si putri tunggal itu telah pergi. Pergi untuk selamanya. Ah,……. Entah mengapa aku merasa begitu dekat dengan ninig. Seakan-akan dia duduk bersama kami disini. Apakah nining cinta pertamaku???